Juara bertahan Copa America memang tampil mengecewakan di Piala Dunia Brasil pada tahun 2014. Namun menurut Bonanza88, mereka akhirnya siap untuk mewujudkan impiannya untuk menjadi jadi juara dunia pada tahun 2022 ini.
Argentina akan menghadapi Prancis di final Piala Dunia pada hari Minggu, yang akan berlangsung di Stadion Lusail di Qatar.
Terakhir kali Argentina menghadapi Prancis di Piala Dunia adalah pada pertandingan babak 16 besar edisi Piala Dunia 2018 di Rusia. Prancis meraih kemenangan 4-3 melawan Argentina di pertandingan itu.
Sama seperti Prancis, Argentina juga telah memenangkan Piala Dunia dua kali sepanjang sejarah, yaitu pada tahun 1978 dan 1986. Jadi, final kali ini akan menentukan siapa di antara kedua tim yang akan mengangkat trofi ketiga mereka.
Namun, ini bukan hanya tentang catatan tim. Setelah skor penalti melawan Kroasia Messi telah menyamai Mbappe sebagai pencetak gol terbanyak sementara di turnamen.
Kedua pemain ini telah mencetak total 5 gol di turnamen tersebut. Jadi, selain trofi piala dunia, keduanya juga akan bersaing untuk kejayaan pribadinya.
Perjalanan Argentina sendir sepanjang turnamen tak semulus Prancis, dan sempat menghadapi goncangan di awal. Namun, mereka mampu bangkit dan memastikan tiket ke pertandingan final. Mari kita lihat kampanye mereka hingga final Piala Dunia.
Sebelum Turnamen
Sebelum turnamen dimulai, Argentina bukanlah salah satu tim terkuat di atas kertas. Jelas, kehadiran Lionel Messi yang sedang dalam performa bagus menjadi dorongan bagi La Albiceleste.
Tetapi dalam hal keseimbangan skuat secara keseluruhan, mereka ada di belakang tim-tim seperti Brasil, Prancis, Spanyol, dan Inggris.
Selain itu, tersingkirnya Giovani Lo Celso menjadi pukulan telak bagi Lionel Scaloni dan anak buahnya.
Babak grup
Saat Argentina berpasangan dengan Arab Saudi, Meksiko, dan Polandia di Grup C, mereka langsung terpilih sebagai favorit juara grup.
Walaupun mereka memang akhirnya menjadi juara grup, perjalananya sama sekali tidak mudah.
Lionel Messi dan timnya dijadwalkan untuk membuka kampanye Piala Dunia melawan Arab Saudi di Stadion Lusail. Mereka memulai pertandingan sebagai favorit berat.
Lalu ketika Messi memberi timnya keunggulan dari titik putih, sebagian besar mengira itu adalah awal dari kekalahan besar Arab Saudi.
Namun keadaan berubah di babak ke dua ketika Saleh Alshehri dan Salem Aldawsari mencetak dua gol secara beruntun.
Tiba-tiba, Argentina tampak lemah dan putus asa. Mereka coba mencari solusi, tetapi tidak dapat menemukannya.
Akhirnya, Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di pertandingan pertama. Argentina menyelesaikan pertandingan dengan 62% penguasaan bola dan melakukan 14 percobaan ke gawang dibandingkan dengan tiga percobaan dari Saudi.
Pasukan Scaloni memasuki pertandingan ke dua melawan Meksiko sebagai tim yang terguncang, dengan gelar favorit telah hilang setelah kejutan hari pembukaan.
Tim ini tampak gugup di babak pertama, dan Meksiko tampak seperti tim yang lebih mungkin mencetak gol pertama.
Setelah babak pertama berakhir tanpa gol, Argentina memulai babak ke dua dengan rasa percaya diri yang lebih baik.
Kemudian, pada menit ke-64, stadion Lusail melihat sihir Messi beraksi.
Menerima umpan dari Angel Di Maria, Messi menciptakan ruang untuk dirinya sendiri dan melepaskan tembakan rendah ke gawang dari luar kotak pinalti. Penempatannya sempurna, dan pada saat Guillermo Ochoa melihat bola dan menukik, bola sudah melewati jangkauannya dan bersarang di pojok kanan bawah.
Pada menit ke-87, lewat umpan tendangan sudut pendek dari Messi, Enzo Fernandes melepaskan tembakan terarah yang menjadi gol. Argentina memenangkan pertandingan 2-0.
Menuju pertandingan grup terakhir melawan Polandia, Argentina membutuhkan kemenangan untuk memastikan kualifikasi. Meski ada keraguan tentang kemampuan Argentina untuk tampil di bawah tekanan, itu adalah pertandingan yang relatif mudah bagi juara dunia dua kali itu.
Messi memang gagal mengeksekusi penalti dalam pertandingan ini. Tetapi itu tetap penampilan yang mendominasi dari Argentina saat membukukan kemenangan 2-0 berkat gol Alexis Mac Allister dan Julian Alvarez.
Babak 16 besar
Argentina menghadapi Australia di babak 16 besar pertandingannya. Perbedaan kualitas sangat besar di atas kertas, tetapi Scaloni dan anak buahnya tidak bisa berpuas diri, terutama setelah kekalahan mengejutkan dari Saudi.
Setelah Messi dan Alvarez memberikan keunggulan 2-0 untuk Argentina, sepertinya kemenangan sudah di depan mata bagi Albiceleste.
Namun, gol bunuh diri Enzo Fernandez di menit ke-77 mengubah dinamika permainan, dan tiba-tiba Australia terus menggempur lini belakang Argentina.
Sayangnya, meski terus menyerang dan menghasilkan beberapa peluang emas. Austarlia gagal meraih gol yang diperlukan untuk menyamakan kedudukan.
Perempat final
Pertandingan perempat final Argentina melawan Belanda adalah satu pertandingan yang sangat pantas dicatat dalam buku sejarah Piala Dunia. Pertandingan ini menghasilkan 19 kartu kuning, 1 assist brilian, dua gol injury time, adu penalti yang dramatis, dan Lionel Messi yang marah.
Nahuel Molina mencetak gol pembuka setelah menerima umpan cantik dari Messi. Sang mega bintang kemudian ikut mencatatkan diri sebagai pencetak gol setelah berhasil mengonversi dari titik penalti.
Argentina memimpin 2-0 dengan cepat, dan itu tampak akan menjadi seperti kemenangan mudah bagi mereka.
Tapi Wout Weghorst mencetak dua gol untuk memaksa pertandingan ke perpanjangan waktu, dengan menyamakan kedudukan di menit ke-11 waktu tambahan babak ke dua.
Pertandingan, yang penuh tensi dan hujan kartu kuning, berlanjut ke adu penalti.
Emiliano Martinez menjadi pahlawan dalam adu penalti, menyelamatkan dua penalti dan membukukan tempat Argentina di semifinal.
Semi final
Kroasia awalnya dianggap bakal menjadi lawan berat bagi Argentina karena gaya bermain mereka yang tak kenal menyerah.
Namun, La Albiceleste malah meraih kemenangan terbesarnya di turnamen dengan 3-0, dan membukukan tempat di final.
Argentina membuka skor di menit ke-34 setelah Lionel Messi mencetak gol dari titik putih. Itu adalah gol ke limanya di Piala Dunia ini.
Itu juga merupakan gol ke-11 Messi, yang memecahkan rekor pencetak gol terbanyak untuk Argentina di Piala Dunia. Sebelumnya rekor itu dipegang oleh Gabriel Batistuta dengan 10 gol.
Julian Alvarez menggandakan keunggulan Argentina pada menit ke-39. Gol ini terjadi lewat aksi individunya dalam sebuah skenario serangan balik.
Namun menurut Bonanza88, gol ke tiga Argentina adalah yang paling berkelas. Messi melakukan aksi dribel brilian masuk ke dalam area penalti Kroasia, dan kemudian mengoper bola ke Alvarez, yang mencetak gol dengan penyelesaian tajam untuk meraih gol keduanya.