london street photography festival online

Update Terkini Semua Hiburan Online

Populer News

Fakta Menyedihkan Tentang Kecepatan Internet Indonesia Yang Dibawah Standar Asia.

Internet sudah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat di Indonesia baik di kota-kota besar hingga pelosok daerah. Bahkan saat pandemi Covid-19 2020 lalu membuat berbagai aktivitas masyarakat beralih menggunakan sistem daring (online) sehingga dibutuhkan jaringan Internet yang andal.

Mengacu terhadap data Global Digital Report 2020, saat ini hampir 64% penduduk di Indonesia yang sudah terkoneksi dengan Internet.

Sementara itu, menurut survei Alvara Research Center, pada 2020 pengeluaran belanja masyarakat atas kebutuhan Internet pun mencapai 8,1%, naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,1%.

Peningkatan data dari beberapa survei di atas tentu juga tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19. Meski pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia terus meningkat, bukan berarti internet telah merata dan berjalan maksimal karena masih ada desa yang belum mempunyai koneksi Internet.

Bahkan Indonesia menjadi negara dengan kecepatan internet terendah di Asia Tenggara. Sejumlah hal ditengarai menjadi alasan fenomena itu terjadi. 

Berikut Fakta Menyedihkan Tentang Kecepatan Internet Indonesia Yang Dibawah Standar Asia.

Peringkat Kecepatan Internet Yang Relatif Rendah Se-Asia Tenggara

Ookla, perusahan Pengukur kecepatan dan pengujian kinerja internet merilis laporan Speedtest Global Index edisi Februari 2023, di mana ranking kecepatan internet Indonesia sedikit mengalami peningkatan, namun masih tetap tertinggal dibandingkan negara lain di Asia Tenggara.

Kecepatan internet mobile Indonesia masih menjadi  juru kunci di kawasan Asia Tenggara baik untuk kategori mobile internet menempati posisi 103 dari 137 negara di dunia karena rata-rata kecepatan internet mobile Indonesia saat ini menyentuh 20,17 Mbps.

Di Asia Tenggara, Indonesia berada di juru kunci dibawah Filipina 24,58 Mbps yang menempati peringkat 80 dunia dan Kamboja 21,09 Mbps peringkat 96 dunia.

Sementara posisi puncak dipegang Brunei 85,15 Mbps di peringkat 16 dunia dan Singapura 75,17 Mbps  di peringkat 22 dunia.

Untuk kecepatan internet fixed broadband, di Asia Tenggara Posisi Indonesia sedikit lebih baik, berada di urutan ke-8 dengan kecepatan 26,38 Mbps  dan menjadi peringkat 120 dunia.

Kondisi luas wilayah dan jumlah penduduk disinyalir membuat angka indeks kecepatan internet Indonesia menempati posisi rendah.

Harga Layanan Yang Relatif Tinggi

Banyak yang menyebut paket data di Indonesia paling murah dibandingkan dengan di negara lain. Namun ternyata tarif internet kabelnya masih terbilang mahal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Menurut analisis yang ada, negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina menerapkan tarif internet kabel per Mbps yang lebih murah ketimbang di Indonesia.

Bahkan Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menawarkan koneksi internet berbasis fiber dengan kecepatan maksimal hingga 2 Gbps. Berikut datanya:

  1. Singapura: 2 Gbps
  2. Malaysia: 1 Gbps
  3. Filipina: 1 Gbps
  4. Thailand: 500 Mbps
  5. Indonesia: 200 Mbps
  6. Kamboja: 30 Mbps

Dilihat dari Tarif layanan dan paket yang ditawarkan oleh sejumlah penyedia internet cukup bervariasi sesuai dengan tingkat kecepatan koneksi yang diberikan.

Berikut kisaran harga per Mbps untuk setiap negara di Asia Tenggara

  1. Singapura: Rp 325 – 628 per Mbps
  2. Malaysia: Rp 677 – 8959 per Mbps
  3. Thailand: Rp 1.080 -7.487 per Mbps
  4. Filipina: Rp 2.602 – 35.586 per Mbps
  5. Indonesia: Rp 14.895 – 43.500 per Mbps
  6. Kamboja: Rp 18.769 – 70.385 per Mbps

Daftar tarif internet ini menunjukkan semakin tinggi kecepatan koneksi yang ditawarkan maka tarif kecepatan internet per Mbps-nya pun semakin rendah.

Bahkan Indonesia sendiri berada di urutan ke-205 dari daftar negara dengan tarif paket internet termahal didunia, yakni sebesar $0,46 atau sekitar Rp6.500.

Infrastruktur yang Terbatas

Selain luas wilayah dan jumlah penduduk belum merata dan masih terbatasnya infrastruktur jaringan disinyalir membuat angka indeks kecepatan internet Indonesia menempati posisi rendah.

Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) saat ini ada total sekitar 12.548 blank spot di beberapa daerah karena sekitar 9.113 daerah tidak memiliki jaringan 4G dan 3.435 daerah non 3T(tertinggal, terdepan, dan terluar)

Saat ini Indonesia masih menggunakan jaringan seluler (mobile broadband) sebagai jaringan aksesnya karena jaringan seluler yang menggunakan spektrum frekuensi radio sebagai media pengantar memiliki kerentanan terhadap gangguan yang disebabkan faktor cuaca, peningkatkan jumlah pengguna internet dan sebagainya sehingga kualitas jaringan yang diterima masyarakat kurang optimal  .

Padahal pemerataan infrastuktur jaringan Internet juga menjadi salah satu kunci sukses penerapan Smart City di beberapa daerah Indonesia yang sedang diimplementasikan oleh pemerintah.

Meski begitu pemerintah Indonesia masih terus berupaya menyediakan infrastruktur jaringan telekomunikasi memadai untuk mendukung pengembangan Smart City.

Tantangan Geografis Indonesia

Kondisi geografis Indonesia yang sangat luas dengan kontur geografis yang beragam berupa bukit, pegunungan dan banyak sungai serta terdiri dari kepulauan menjadi salah satu tantangan utama perluasan jaringan Internet di Indonesia dan menjadi faktor kecepatan internet Indonesia dibawah standar Asia.

Pasalnya kondisi tersebut menjadi kendala utama untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur telekomunikasi yang memadai karena ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebuah perusahaan provider internet hendak mendirikan tower baru mulai dari pasokan energi listrik, akses jalan, perkiraan jumlah pengguna dan sebagainya.

Kondisi geografis menjadi tantangan tersendiri bagi penyedia Internet, karena cukup sulit membangun fasilitas jaringan dan data di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) bahkan membutuhkan biaya sangat besar ditambah dengan biaya perawatan.

Berdasarkan riset terungkap bahwa kecepatan jaringan Internet di Indonesia jauh di bawah rata-rata dunia (worldwide) yaitu hanya 20,1 Mbps dari 73,6 Mbps.

Belum Siap Teknologi 5G ?

Jaringan telekomunikasi semakin hari kian berkembang, di mana jaringan internet saat ini di dunia, termasuk Indonesia telah memasuki era 5G.

Layanan konektivitas terbaru ini pun hadir dengan menjanjikan kecepatan yang jauh lebih tinggi, latensi supersingkat, dan kecepatan unggah dan unduh yang sekejap saja secara resmi hadir di Indonesia pada 27 Mei 2021

Namun banyak mengatakan bahwa ekosistem Indonesia belum sepenuhnya siap untuk mengadopsi teknologi 5G dan dikhawatirkan tak berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pasalnya pengguna internet Indonesia masih dinilai konsumtif ketimbang produktif sementara biaya untuk pergantian teknologi (switching cost) tak sedikit sehingga kehadiran jaringan 5G disesuaikan dengan aplikasi yang dibutuhkan yang membuat jaringan 5G sampai saat ini belum tersebar merata di Indonesia

Banyak sumber yang menyebutkan ada tiga kendala yang menghambat pembangunan jaringan 5G di Indonesia yaitu kendala frekuensi yang terbagi oleh banyak operator, modernisasi base transceiver station (BTS), dan kesiapan koneksi fiber optic untuk menunjang akses 5G yang hadir di seluruh kawasan di Tanah Air.